Menjadi Pemimpin, Siapa Takut ?



DILEMA PEMIMPIN?
Apa yang terlintas di benak kita ketika mendengar kata “pemimpin”, tentunya terlintas sosok berwibawa, independen, intelek, cerdas, mapan juga disegani dan dihormati oleh rakyatnya. Tapi dewasa ini justru situasi cenderung berbalik, dimana sang rakyat justru menuntut pemimpinnya. Bahkan banyak dari mereka yang berusaha menggulingkannya. Kita ambil contoh kecil dari ibukota negara kita saat ini, kota metropolitan, miniatur Indonesia yang terkena imbas dari dilema kepemimpinan. Tak hanya di Indonesia, negara adidaya sebesar Amerika Serikat pun terkena dilema pemimpin.
“Ketika pemimpin tak lagi mencerminkan sikap yang patut dijadikan tauladan yang baik bagi rakyatnya, ketika realisasi janji kampanye hanya jadi angan-angan semata, ada apa gerangan yang mulia?”. Mungkin itu kutipan kecil dari banyaknya demonstrasi akhir-akhir ini. Tak hanya itu, agama pun dinistakan. Jangan anggap ini tindakan sepele, bukankah toleransi beragama telah diatur undang-undang sejak dahulu kala awal perintisan negara Republik Indonesia? Tak cukupkah semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang ada dibawah cengkraman erat Sang Garuda?.
Rakyat pun gerah, berbagai aksi pun digelar, tak hanya sekali bahkan sampai lima kali. Kabar angin pun berhembusan dari seluruh pelosok negeri, gosip tak sedap pun pecah ruah, mulai dari timbulnya makar-makar, provokator, hingga fitnah yang menjalar saling beradu kebohongan (hoax-red). Hal itu sebagai bentuk perlawanan dan pembelaan dari mereka yang bosan berada dibawah skenario pihak yang tersudutkan. Toh, itu bukan kewenangan kita, biarkanlah pihak yang berwenang menindak lanjutinya seraya berharap keadilan masih dapat ditegakkan di bumi pertiwi ini.
FAKTA SEJARAH AKAN PEMIMPIN SEJATI ?
Padahal sejarah mencatat bahwa agama Islam pernah menorehkan tinta emasnya dalam hal kepemimpinan. Di tempat nun jauh di sana, baginda Rasulullah Saw. yang dikenal sebagai pemimpin yang penyayang dan peduli pun terkenal sangat tegas serta disiplin jika ada permasalahan kepemimpinan. Tak hanya Rasulullah, para panglima perang juga para Khulafa ar-rasyidin pun terkenal akan karakter kepemimpinannya masing-masing. Dimana Abu Bakar dengan tingkat kepedulian terhadap Rakyatnya, Umar bin Khattab dengan kedisiplinannya dalam amar ma’ruf nahi munkar, Utsman bin Affan dengan kedermawanannya terhadap rakyatnya, juga Ali bin Abi Thalib dengan kesabaran dan wibawanya. Bahkan Ali disebut sebagai “pengenyam pendidikan paling sempurna” dibawah bimbingan Rasulullah Saw. Tapi dengan sedemikian itu, tak serta merta menjadikan rakyatnya sejahtera begeitu saja, masih banyak konflik/perselisihan diantara mereka. Tapi tak bisa dipungkiri lagi memang bahwa perselisihan sudah menjadi kodrat manusia (sunnatullah ). Seraya berdo’a “The Golden Age” masa kekhalifahan Shalahuddin al-Ayyubi dapat ditegakkan di negara kita ini,sehingga hukum-hukum baik itu hukum agama atapun Negara dapat terjalankan dengan teratur.
MISTERI SOSOK PEMIMPIN SEJATI ?
Masih menjadi rahasia lama memang, seperti apakah figur yang layak disebut sebagai pemimpin sejati?. Jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Ya, tholibul ilmi, yang langsung dijanjikan oleh Rasulullah Saw “al-Ulama warotsat al-Anbiya”. Kitalah calon pemimpin sejati, kita sosok yang terahasiakan selama ini, kita calon-calon ulama pemimpin dunia nanti. Miris memang ketika melihat niat mulia para pemimpin tergerus oleh oknum berkedok materialistis. Situasi pemimpin pun sulit, berada diantara kehidupan politik yang mencekam. Tentu hal demikian sangat bertentangan dengan identitas kita yang sejak awal di pesantren diharuskan menghindari segala sesuatu yang beraroma subhat, apalagi haram. Tentunya, kita harus membentengi diri dengan baik melalui ilmu-ilmu yang kita peroleh di pesantren hingga detik ini.
INOVASI PEMIMPIN
Dewasa ini sedang marak-maraknya terobosan-terobosan maupun inovasi-inovasi baru yang dicanangkan oleh para pemimpin. “Blusukan” milik pak Presiden Jokowi; “Low Profile” ala Mang Ridwan Kamil, walikota Bandung; “Ke-Ibuan”milik Bu Tri Risma, walikota Surabaya; hingga celotehan “Gitu Aja Kok Repot” ala Gus Dur (KH.Abdurrahman Wahid). Tentu kita tak perlu ambil pusing dalam menentukan calon pemimpin kita, ikutilah kata hati kalian karena Rasulullah pernah bersabda: “Kebaikan itu bagusnya pekerti dan keburukan itu segala sesuatu yang bertentangan dengan hati kita”. Karena pemimpin sukses tidaklah dilihat ketika ia menjabat, tetapi dilihat dari perubahan positif yang signifikan ketika ditinggalkan.




Comments

Popular posts from this blog

Pesantren Al Masthuriyah Sukabumi

Pondok Pesantren Nurul Furqon

7 Fenomena Alam Super Keren