Ahli Ibadah dan si Zalim
Ada seorang laki-laki bani isroil, karena
perilakunya yang jahat ia di juluki orang dengan sebutan ”si dzolim”,
sebaaliknya ada leleaki lain yang juga dari kalangan banu isroil, ia
mendapatkan julukan “si ahli ibadah” karena akhlajnya yang luhur dan
ketekunannya dalam beribadah.
Suatu hati ketika tatkala sedang
berjalan si dzolim melihat si ahli
ibadah sedang duduk-duduk. Tampak awan menaungi ahli ibadah dari terik sinar
matahati. Dia (si dzolim) berfikir “aku adalah orang sedzolim-dzolimnya dari
kaum bani isroil, sedangkan lelaki ini ahli ibadahnya bani isroil. Aku mau
duduk dengannya ah..., siapa tahu Allah mencurahkan rahmatnya padaku.
Si dzalim lantas menyapa da duduk do
samping ahki ibadah, si ahli ibadah berfikir,”aku ini orang ahli ibadahnya banu isroil, sedangkan
dia sedzakim-dzalimnua bani israil, bagaimana mungkin ia bisa duduk denganku?”.
Setelah berfikir seperti itu, si ahli ibadah merasa jijik pada lelaki
itu,”enyahlah kau dari sampingku!”. Bentak si ahli ibadah pada si dzalim.
Tatkala Allah menurunkan wahyu pada
seorang nabi bani israil di zaman itu.”perintahkan pada dua otang lelaki (si
ahli ibadah dan si dzalim) itu, agar mulai dari awal lagi karena aku telah
mengampuni si dzolim dan menghapus segala amal ahli ibadah.” Demikian bunyi
wahyu tersebut.
Coba lihat betapa dahsyatnya dampak dari
sikap sombong di hati itu. Bahkan, dalam riwatay yang lain di sebitjkan bahea
awan di langit yang semula menaungi ahli ibadah tersebut beraluh kepada si
dzolim.
Sekilas cerita yang mirip seperti di
kisahkan ole nabi Muhammad.
Suatu kali ada seoarang lelaki berkunjung ke rumah ahli ibadah di dapatiya tuan
rumah sedang bersujud,ia lalu melangkah endekatiya,”demi Allah, engkau tidak
akan di ampuni oleh Allah.” Kata si ahli ibadah ini marah. Kemdian Allah
menurunkan wahyu padfanya,”sebaliknya, Allah tidakakan mengampuni dosa-dosamu
(HR;abu daud dan hakim) kisah-kisah di atas memperlihatkan kepada kita bahwa
yang di pentingkan oleh Allah adalah hati. Orang bodoh yang berbuat maksiat
jika dia bersikap tawadhu’ karna takut kepada Allah dan dia memandang dorinya
hina dalam pandangan Allah, maka dia (berarti) telahh membuat ta’at pada
hatinya, dia bahkan lebih muliya dalam poandangan Allah daripada, se’orang ali
tapi sombong dan ahli ibadah yang mengagumi dirinya sendiri (ujjub) olehkarena
itu berhati-hatilah dengan amal
perbuatan anda.
Teladan kisah yang lainnya
Comments
Post a Comment